안녕하세요 여러분 (^_^)
Hari ini, kita akan mempelajari tentang partikel penanda obyek. Seperti yang sudah pernah kita
bahas, ada beberapa tipe partikel dalam bahasa Korea (partikel penanda subyek,
topik, lokasi, dan lainnya) yang berfungsi untuk membuat kalimat dalam bahasa
Korea lebih mudah dimengerti, meskipun susunan kata dalam kalimatnya berubah.
Akan tetapi, seringkali saat makna atau
maksud dalam kalimat sudah jelas, pembicara seringkali memilih untuk
menghilangkan partikel – partikel tersebut. Tujuannya adalah untuk memudahkan
pengucapannya dan supaya kalimat lebih singkat. Untuk yang baru belajar,
mungkin tujuannya adalah menghindari kesalahan. (Aku banget!Haha)
Kita mengenal dua jenis kata kerja, kata
kerja transitif (타동사, membutuhkan obyek) dan kata kerja intransitif (자동사, tidak
membutuhkan obyek).
Contoh saja yuk.
A
: Apa kamu sudah menemukan dompetmu?
B
: Ya, aku sudah menemukan(nya).
Meskipun kita tidak mengucap kata dompet saat
menjawab, kita menggunakan kata ganti “nya” yang mengacu pada kata dompet.
Obyek tetap ada sehingga terlihat jelas bedanya antara kata kerja transitif dan
intransitif.
Sekarang kalimat dalam bahasa Korea.
Dengan maksud yang sama, dialog di atas akan menjadi
A
: 지갑 찾았어요? [ji-gap
cha-ja-sseo-yo?]
Dompet ketemu?
B
: 네. 찾았어요 [ne. cha-ja-sseo-yo.]
Ya, ketemu
Jadi, dalam bahasa Korea, perbedaan antara kata
kerja transitif dan intransitif tidak terlihat jelas dibandingkan dengan
bahasa Indonesia. Karena ketidakjelasan inilah, partikel penanda obyek
mengambil peranan penting dalam menjelaskan maksud kalimat.
Partikel Penanda Obyek
을 [eul] – digunakan setelah kata benda yang berakhir dengan konsonan
를 [reul] – digunakan setelah kata benda yang berakhir dengan vokal
Jadi di mana
peranan partikel penanda obyek?
Dalam bahasa Indonesia, jika kita menulis
kata “apel” dan tidak menuliskan kata kerja, kita tidak tahu kedudukan “apel”
dalam kalimat, sebagai subyek atau obyek.
Dalam bahasa Korea, meskipun kita tidak
menambahkan kata kerja untuk mendampingi “apel”, dengan menambahkan penanda
partikel, kita akan tahu kedudukan “apel” dalam kalimat.
Apel – netral
사과 [sa-gwa] – netral
“사과를” [sa-gwa-reul] – meski kita tidak mengucapkan kata
kerjanya, kita tahu bahwa 사과 berperan sebagai obyek dalam kalimat. Jadi, kita bisa memprediksi kata kerja yang mungkin digunakan, seperti “makan
apel”, “membeli apel”, “menjual apel”, “mencari apel”, “melempar apel”,
“menggambar apel”, dan lain sebagainya.
“사과가” [sa-gwa-ga] – dengan partikel penanda subyek kita
tahu bahwa 사과 akan berperan sebagai subyek. Kita bisa memprediksi kata kerjanya, seperti
“apelnya mahal”, “apel baik untuk kesehatan”, “apelnya besar”, dan sebagainya.
“사과는” –
kita akan tahu langsung tahu bahwa pembicara sedang membawa “apel” sebagai
topik pembicaraan.
Jika penanda partikel obyek memiliki peran
seperti di atas, mengapa bisa dihilangkan?
Jika kita ingin menerjemahkan “Apa yang (nama orang) lakukan kemarin?” kata per kata, terdengar
tidak alami dalam bahasa Korea.
= “어제 <nama orang> 씨는 뭐를 했어요?” [“eo-je <nama orang> ssi-neun mwo-reul
hae-sseo-yo?”]
Jadi, kalau kita tidak sedang membicarakan
orang ketiga, kita tidak perlu menyebut nama orang dalam kalimat, sehingga
menjadi :
= “어제 뭐를 했어요?” [“eo-je mwo-reul hae-sseo-yo?”]
Dan karena juga jelas kalau kata “뭐” (= apa) bukanlah subyek dari kalimat (karena ORANGlah yang melakukan
“APA”, kita bisa menghilangkan partikel).
= “어제 뭐 했어요?” [“eo-je
mwo hae-sseo-yo?”]
Saat maksud sudah jelas, mana yang jadi
subyek dan obyek dalam kalimat sudah jelas, kita diperbolehkan menghilangkan
partikel penanda obyek.
Lalu apakah salah jika tetap mempertahankan 를 dalam kata 뭐를?
Tidak. Akan tetapi, dalam percakapan
sehari-hari, orang Korea lebih memilih untuk menghilangkannya. Penggunaannya
akan membuatnya terdengar sebagai kalimat yang formal, tetapi jika itu dalam kalimat tertulis, sebaiknya tulis
lengkap dengan partikelnya. Hehe
Jadi kapan kita tidak boleh menghilangkan
partikel penanda obyek?
Kita membutuhkannya saat kita ingin
memperjelas hubungan antara obyek dan kata kerjanya. Itu mudah saat obyek dan
kata kerja berdekatan letaknya. Kita
bisa memilih untuk menggunakan partikel penanda obyek atau tidak. Akan tetapi,
saat obyek dari kalimat jauh dari kata kerjanya, hubungan di antara keduanya
juga semakin tidak jelas sehingga kita membutuhkan partikel penanda obyek untuk
membuat hubungan keduanya jelas, maksud kalimatnya jelas.
텔레비전 봐요. [tel-le-bi-jeon bwa-yo]= Aku
menonton TV.
↓
텔레비전 봐요? [tel-le-bi-jeon bwa-yo?] = Kamu menonton TV?
↓
텔레비전 자주 봐요? [tel-le-bi-jeon ja-ju bwa-yo?] = Kamu sering menonton TV?
↓
텔레비전(을) 일주일에 몇 번 봐요? [tel-le-bi-jeo-neul il-ju-i-re myeot beon bwa-yo?] = Berapa kali dalam satu minggu kamu
menonton TV?
Bisa kita lihat kalau semakin lama obyek (텔레비전) semakin jauh dari kata kerja (봐요) sehingga kita perlu memperjelas relasinya
dengan menambahkan partikel penanda obyek. Jika kita mengganti susunan kalimat
terakhir menjadi 일주일에 몇 번 텔리비전 봐요? di mana obyek 텔레비전 dekat dengan kata kerja 봐요, kita bisa menghilangkan partikel penanda obyek 을.
Selesai! (^_^)v
안녕히 계세요
Silakan unduh bentuk pdf-nya di sini
Bagus, skrg gw baru ngeh,, kenapa 을/를 bisa diilangin dlm kalimat tanya,,
BalasHapusTp kalau yg kayak gini gmna?
공부를 하다 Jadinya 공부하다
Kok diilangin?
Karena 공부 bahkan tanpa adanya -를, bisa kita ketahui kalau ia berperan sebagai obyek dalam sebuah kalimat.
HapusSeseorang + melakukan + 공부 (belajar)
Jadi, partikel -를 lebih sering tidak digunakan.
Semoga membantu.
Maaf, terlalu lama memberikan balasan. ^^