Selasa, 17 Maret 2015

Tingkat 2 Pelajaran 2 – Partikel Penanda Obyek (을, 를)

안녕하세요 여러분 (^_^)

Hari ini, kita akan mempelajari tentang partikel penanda obyek. Seperti yang sudah pernah kita bahas, ada beberapa tipe partikel dalam bahasa Korea (partikel penanda subyek, topik, lokasi, dan lainnya) yang berfungsi untuk membuat kalimat dalam bahasa Korea lebih mudah dimengerti, meskipun susunan kata dalam kalimatnya berubah.
Akan tetapi, seringkali saat makna atau maksud dalam kalimat sudah jelas, pembicara seringkali memilih untuk menghilangkan partikel – partikel tersebut. Tujuannya adalah untuk memudahkan pengucapannya dan supaya kalimat lebih singkat. Untuk yang baru belajar, mungkin tujuannya adalah menghindari kesalahan. (Aku banget!Haha)

Kita mengenal dua jenis kata kerja, kata kerja transitif (타동사, membutuhkan obyek) dan kata kerja intransitif (자동사, tidak membutuhkan obyek).
Contoh saja yuk.
A         : Apa kamu sudah menemukan dompetmu?
B         : Ya, aku sudah menemukan(nya).
Meskipun kita tidak mengucap kata dompet saat menjawab, kita menggunakan kata ganti “nya” yang mengacu pada kata dompet. Obyek tetap ada sehingga terlihat jelas bedanya antara kata kerja transitif dan intransitif.
Sekarang kalimat dalam bahasa Korea.
Dengan maksud yang sama, dialog di atas akan menjadi
A         : 지갑 찾았어요? [ji-gap cha-ja-sseo-yo?]
              Dompet ketemu?
B         : . 찾았어요 [ne. cha-ja-sseo-yo.]
              Ya, ketemu
Jadi, dalam bahasa Korea, perbedaan antara kata kerja transitif dan intransitif  tidak terlihat jelas dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Karena ketidakjelasan inilah, partikel penanda obyek mengambil peranan penting dalam menjelaskan maksud kalimat.

Partikel Penanda Obyek
 [eul] – digunakan setelah kata benda yang berakhir dengan konsonan
 [reul] – digunakan setelah kata benda yang berakhir dengan vokal

Jadi di mana peranan partikel penanda obyek?
Dalam bahasa Indonesia, jika kita menulis kata “apel” dan tidak menuliskan kata kerja, kita tidak tahu kedudukan “apel” dalam kalimat, sebagai subyek atau obyek.
Dalam bahasa Korea, meskipun kita tidak menambahkan kata kerja untuk mendampingi “apel”, dengan menambahkan penanda partikel, kita akan tahu kedudukan “apel” dalam kalimat.
Apel – netral
사과 [sa-gwa] – netral
사과를” [sa-gwa-reul] – meski kita tidak mengucapkan kata kerjanya, kita tahu bahwa 사과 berperan sebagai obyek dalam kalimat. Jadi, kita bisa memprediksi kata kerja yang mungkin digunakan, seperti “makan apel”, “membeli apel”, “menjual apel”, “mencari apel”, “melempar apel”, “menggambar apel”, dan lain sebagainya.
사과가” [sa-gwa-ga] – dengan partikel penanda subyek kita tahu bahwa 사과 akan berperan sebagai subyek. Kita bisa memprediksi kata kerjanya, seperti “apelnya mahal”, “apel baik untuk kesehatan”, “apelnya besar”, dan sebagainya.
사과는 – kita akan tahu langsung tahu bahwa pembicara sedang membawa “apel” sebagai topik pembicaraan.

Jika penanda partikel obyek memiliki peran seperti di atas, mengapa bisa dihilangkan?
Jika kita ingin menerjemahkan “Apa yang (nama orang) lakukan kemarin?” kata per kata, terdengar tidak alami dalam bahasa Korea.
 = “어제 <nama orang> 씨는 뭐를 했어요?” [“eo-je <nama orang> ssi-neun mwo-reul hae-sseo-yo?”]
Jadi, kalau kita tidak sedang membicarakan orang ketiga, kita tidak perlu menyebut nama orang dalam kalimat, sehingga menjadi :
 = “어제 뭐를 했어요?” [“eo-je mwo-reul hae-sseo-yo?”]
Dan karena juga jelas kalau kata “” (= apa) bukanlah subyek dari kalimat (karena ORANGlah yang melakukan “APA”, kita bisa menghilangkan partikel).
= “어제  했어요?” [“eo-je mwo hae-sseo-yo?”]
Saat maksud sudah jelas, mana yang jadi subyek dan obyek dalam kalimat sudah jelas, kita diperbolehkan menghilangkan partikel penanda obyek.
Lalu apakah salah jika tetap mempertahankan  dalam kata 뭐를?
Tidak. Akan tetapi, dalam percakapan sehari-hari, orang Korea lebih memilih untuk menghilangkannya. Penggunaannya akan membuatnya terdengar sebagai kalimat yang formal, tetapi jika itu dalam kalimat tertulis, sebaiknya tulis lengkap dengan partikelnya. Hehe

Jadi kapan kita tidak boleh menghilangkan partikel penanda obyek?
Kita membutuhkannya saat kita ingin memperjelas hubungan antara obyek dan kata kerjanya. Itu mudah saat obyek dan kata kerja berdekatan letaknya. Kita bisa memilih untuk menggunakan partikel penanda obyek atau tidak. Akan tetapi, saat obyek dari kalimat jauh dari kata kerjanya, hubungan di antara keduanya juga semakin tidak jelas sehingga kita membutuhkan partikel penanda obyek untuk membuat hubungan keduanya jelas, maksud kalimatnya jelas.

텔레비전 봐요. [tel-le-bi-jeon bwa-yo]= Aku menonton TV.
텔레비전 봐요? [tel-le-bi-jeon bwa-yo?] = Kamu menonton TV?
텔레비전 자주 봐요? [tel-le-bi-jeon ja-ju bwa-yo?] = Kamu sering menonton TV?
텔레비전() 일주일에   봐요? [tel-le-bi-jeo-neul il-ju-i-re myeot beon bwa-yo?] = Berapa kali dalam satu minggu kamu menonton TV?
Bisa kita lihat kalau semakin lama obyek (텔레비전) semakin jauh dari kata kerja (봐요) sehingga kita perlu memperjelas relasinya dengan menambahkan partikel penanda obyek. Jika kita mengganti susunan kalimat terakhir menjadi 일주일에   텔리비전 봐요? di mana obyek 텔레비전 dekat dengan kata kerja 봐요, kita bisa menghilangkan partikel penanda obyek .

Selesai! (^_^)v

안녕히 계세요


Silakan unduh bentuk pdf-nya di sini

2 komentar:

  1. Bagus, skrg gw baru ngeh,, kenapa 을/를 bisa diilangin dlm kalimat tanya,,
    Tp kalau yg kayak gini gmna?
    공부를 하다 Jadinya 공부하다
    Kok diilangin?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena 공부 bahkan tanpa adanya -를, bisa kita ketahui kalau ia berperan sebagai obyek dalam sebuah kalimat.
      Seseorang + melakukan + 공부 (belajar)
      Jadi, partikel -를 lebih sering tidak digunakan.
      Semoga membantu.
      Maaf, terlalu lama memberikan balasan. ^^


      Hapus